Rabu, 09 Januari 2013

Cintaku adalah kamu. Namun cintamu adalah dia.... (chapter 2)


malam ini seperti bisanya untukku, aku masih saja mengenang dirimu dalam kesunyianku, dalam diamku. Entah apa, aku rasa masih ada benang harapan yang menarik-ulur hatiku. Rasa ini semakin sakit.

Kini aku melakukan hal yang sama seperti dulu. Ketika aku tek mengenalmu. Aku hanya bisa memperhatikanmu dari dunia yang tak nyata. Dunia maya. Aku memperhatikanmu dalam diam, air mata ini. Yaaa air mata ini selalu meluncur bebas di pipiku setiap kali aku melihat postingmu yang masih saja tentang dirinya. Wanita yang berulang-ulang kali menyakitimu. Kenapa harus selalu tentang dirinya? Tak pernah ada namaku disana. Dihatimu? Tak pernahkan telintas namaku dalam angan dan benakmu? Ini sungguh menyakitkan ketimbang dulu ketika aku tak mengenalmu.

Malam-malam seperti mati bagiku. Tak lagi hidup, kusengajakan untuk tidak tidur dirumah. Berbagi cerita dengan  sahabat lebih baik sepertinya. Karna rasa ini terlalu sakit untukku pendam sendiri.

Namamu yang tiba-tiba muncul pada layar handphoenku membuat hati ini tersentak. Namamu tertera  pada layar handphoneku buyarkan semua lamunanku. Yayayaaaa kau menelponku kala itu. Seperti biasa, kita memang rutin melakukan hal ini jika mendekati larut malam. Berbagi cerita dalam jarak, namun terasa begitu dekat. Cukup lama aku diam dan lagi-lagi air mata ini meluncur bebas. Aku tersadar setelah temanku menepuk bahuku dan”angkat”.

Tak ada yang berubah sedikitpun diantara kita. Kala itu aku merasa kita sama seperti dulu. Hanya saja kini status kita telah berganti menjadi “teman”. Tapi aaaaah semua terasa sama, kau membuatku terjebak dalam ruang nostalgia! Ini gila!! Yaaa ini memang gila.

Tarik-ulur saja hatiku terus, lama-lama juga benangnya putus.

Satu hari dimana aku meyakinkan diriku untuk melupakan semua tentang dirimu. Aku tak boleh lemah. Aku tak bisa terus-terusan terpuruk dalam masalalu. Hey!! Aku sadar ini adalah masalalu yang seharusnya memang aku lupakan. Menghapus semua pesan darimu yang ku simpan dari awal aku mengenalmu, menghapus nomer teleponmu, memblock akun facebookmu. Bahkan aku berfikiran untuk menyimpan devan jauh-jauh dari pandangan mataku. Beoneka itu selalu membuat otaku kembali berputar pada malam itu, malam dimana kau memberikannya. Tapi aku harus bisa. Dan aku rasa aku bisa!

Aku lelah menerka-nerka sikapmu yang tak pasti, aku takut menyalah artikan sikapmu. Aku tidak dapat mengerti dengan baik apa yang kau isyaratkan. Seakan semuanya seperti harapan kosong.

Rasanya sudah empat hari ini aku terus menginap dirumah temenku. Rasa sepiku hilang jikaku bersama mereka. Malam itu aku diam menatap handphoneku. tepat dijam yang sama dimana kita sering berbagi cerita lewat telepon. Malam itu tiba-tiba saja aku sangat merindukan dirimu, merindukan suramu, merindukan tawamu yang seringkali membuatku tersenyum, aku merindukan lagu-lagu yang sering kau nyanyikan dulu untukku, aku rindu nada manjamu, aku merindukan segala-galanya yang ada didirimu. Rasa rindu ini benar-benar membuat dadaku sesak aku kehilangan udara disekelilingku. Rasa rindu ini menyiksaku!

Aku beruntung mempunyai teman-teman sperti mereka. Yang ada kapanpun aku membutuhkan mereka. Thanks to mybestis. Tamara Cissy Charciavera, Narti Ratnasari, Luh Ayu Novitasari, Rizka Avinda Cahlid.

Merekalah yang membuatku tegar menjalani hari-hariku yang kini tanpamu.
  
Aku menjauh begini saja kau sama sekali tidak perduli. Aku rasa aku memang tak penting untukmu. Dan aku rasa kau memang telah melupakan segala-galannya tentangku. Atau memang tak pernah ada namaku dalam hatimu? Yaa mungkin saja aku hanyalah pelarianmu, pengisi kekosongan dirimu.

Malam pergantian tahun semakin dekat, aku ingat dulu kau pernah berkata.
“kita ngerayaain malem tahun baru dirumah kamu aja yaa, nanti aku bawa petasan buat kamu”.

Seperti biasa air mataku meluncur bebas setiap kali aku mengingat dirimu. Mungkin malam pergantian tahun ini akan begitu indah jika ku lewati bersamamu. Aaah aku masih terus mengharapkanmu. Ini memang bodoh!

Sebelum tahun berganti, untuk yang terakhir kalinya aku bertemu denganmu. Pertemuan singkat itu dan sikapmu yang meninggalkan luka. Sangat sakit. Aku lebih baik memilih untuk tidak pernah bertemu dirimu lagi dari pada aku harus terluka karna pertemuan ini. Sikapmu hancurkan semua harapnku!

Malam itu aku menunggumu dalam diam, dalam rintik hujan terus memandang pada kejauhan. Pada sorotan-sorotan lampu kendaraan yang berlalu-lalang. Berharap salah satunya adalah dirimu. Tapi apa yang ku dapat hanyalah tubuh yang basah kuyup karna hujan yang terus menghajar tubuh ini dengan rintik yang bertubi-tubi tanpa henti. Sebaiknya aku pulang. Menunggu lebih lama hanya akan sia-sia. Setidaknnya untuk ganti pakaianku yang sudah benar-benar basah memang. Aku tetap sabar dengan semua ini. Bukankah dulu aku telah berjanji akan mencintaimu dengan kesabaran bukan? akan ku genggam seluruh janji dan ucapanku.

Waktu semakin terasa cepat berlalu, hanya selang beberapa menit saja untuk pergantian tahun dan pesan singkatmu membuat senyumku merekah lebar.

“gua lagi ontheway”.

Aku menunggumu tak sabar, membayangkan betapa indahnya malam pergantian tahun ini jika aku lewati bersama orang yang sangat aku cintai. Aku menunggumu cukup lama. Tak ada kabar lagi dari dirimu, membuatku kahwatir membuatku sangat cemas.

2013. kini tahun telah berganti. Dan aku melewatkannya tanpa sosok dirimu. Aku terlalu kecewa, rasanya kali ini adalah puncak rasa sakit hatiku.

Apa ini? Dimana dirimu? Aku terus menunggumu dipinggir jalan, tengah malam dan aku merasa seperti orang bodoh! Satu jam sudah, dan kau tak ada kabar. Sesakit apa hati ini mungkin kau takan rasakan memperdulikannya saja tidak. Sudahlah aku lelah. Sangat lelah. Kau benar-benar tak datang!

Kau benar-benar menarik-ulurnya! Dan kali ini benangnnya benar-benar putus. Maaf. Aku tak sanggup lagi. Ini terlalu menyakitkan. Kau menggoreskan luka cukup panjang. Cobalah untuk berhenti sebentar menggores luka dan lihat goresan-goresan luka pada hati ini. Hampir seluruh bagiannya tertoreh goresan yang kau buat. Dan mungkin hati ini mulai hancur....

“Ok fix!!! Aku bisa hidup tanpa kamu, aku bisa tanpa kamu, ini untuk yang terakhirkalinya, aku berjanji akan melupakanmu, aku akan hidup bahagia dengan sosok yang benar-benar mencintaiku”. Rasanya hati ini lega setelah aku mengeluarkan pengakuan tersebut. Dan kali ini aku benar-benar harus melupakanmu!

Lambat laun, aku mulai membuka hatiku. Meskipun bayangmu terus menari-nari seolah menghinaku. Karna aku belum bisa melupakanmu. Tapi aku telah dewasa aku takan terjebak diruang nostalgiamu lagi. Aku bisa untuk tanpamu. Karna aku bukanlah dirimu!!! Yang terus saja dibodohi oleh masalalu.

Ngomong-ngomong soal takdir, mungkin takdir memang tak mengizinkan kita untuk bersama. Kini aku dihadapkan pada seorang pria yang cukup baik. Yang ku kenal lewat teman baikku. Sosoknya berbanding terbalik denganmu. Dia baik, dia dapat mengerti keadaanku, bahkan tanpa aku sadar dialah yang diam-diam  menghapus rasa sakit ini.

Kini rasa sakit ini tak sesakit dulu. Aku lebih tegar untuk menghadapi segalannya. Aku takan menjadi orang bodoh sepertimu yang menyia-nyiakan cinta seseorang yang begitu tulus didepan mata. Meskipun kini aku belum mencintainya aku takan menjadikannya pelarian cintaku aku takan menyia-nyiakannya seperi kamu menyia-nyiakanku. Karna aku sendiripun tahu rasa sakit yang akan dia alami nanti. Aku akan berusaha untuk menerimanya, dan menghapus dirimu pelan-pelan kemudian mulai mencintainnya seperti aku mencintaimu dulu.

Aku selalu mendoakanmu disetiap sujudku. Tak memperdulikan seberapa sering kau menyakitiku. Untuk apa menyesali semuannya. Mencintaimu adalah jalan yang ku pilih dulu. Dan aku memang harus siap untuk segala resikonya.


Dear Toke;)
Melupakan bukanlah hal bisa atau tidak bisa, melainkan mau atau tidak? Berusahalah untuk melupakannya dan lihat di sekelilingmu. Banyak orang yang mengasihimu bigitupun dengan aku meskipun perasaan ini telah banyak berubah. Aku wanita dan kau seorang pria. Tapi lihatlah aku. Aku jauh lebih tegar darimu!

Jangan buat dirimu seperti orang bodoh! Janganlah terus kau bohongi perasaanmu. Dan jangan kau sia-siakan lagi perasaan wanita yang mencintaimu karna sesungguhnya wanita itu menaruh harapan besar pada dirimu.

Mungkin aku bukanlah orang yang tepat untuk membuatmu melupakan masalalumu, carilah.. mungkin akan ada sosok wanita lain yang akan membuatmu terus melangkah untuk masa depan. Dan bukan untuk masalalu.

Kau akan terlihat lebih bodoh jika terus-terusan meratapi seseorang yang jelas-jelas telah meninggalkanmu!!!

Ingatlah, aku selalu mendoakanmu.


masih untukmu dan masih tentangmu, seseorang yang pernah menjadi miliku di cerita sebelumnya;)