malam ini seperti bisanya untukku, aku masih saja mengenang dirimu dalam kesunyianku, dalam diamku. Entah apa, aku rasa masih ada benang harapan yang menarik-ulur hatiku. Rasa ini semakin sakit.
Kini aku
melakukan hal yang sama seperti dulu. Ketika aku tek mengenalmu. Aku hanya bisa
memperhatikanmu dari dunia yang tak nyata. Dunia maya. Aku memperhatikanmu
dalam diam, air mata ini. Yaaa air mata ini selalu meluncur bebas di pipiku
setiap kali aku melihat postingmu yang masih saja tentang dirinya. Wanita yang
berulang-ulang kali menyakitimu. Kenapa harus selalu tentang dirinya? Tak
pernah ada namaku disana. Dihatimu? Tak pernahkan telintas namaku dalam angan
dan benakmu? Ini sungguh menyakitkan ketimbang dulu ketika aku tak mengenalmu.
Malam-malam
seperti mati bagiku. Tak lagi hidup, kusengajakan untuk tidak tidur dirumah.
Berbagi cerita dengan sahabat lebih baik
sepertinya. Karna rasa ini terlalu sakit untukku pendam sendiri.
Namamu yang
tiba-tiba muncul pada layar handphoenku membuat hati ini tersentak. Namamu
tertera pada layar handphoneku buyarkan
semua lamunanku. Yayayaaaa kau menelponku kala itu. Seperti biasa, kita memang
rutin melakukan hal ini jika mendekati larut malam. Berbagi cerita dalam jarak,
namun terasa begitu dekat. Cukup lama aku diam dan lagi-lagi air mata ini meluncur
bebas. Aku tersadar setelah temanku menepuk bahuku dan”angkat”.
Tak ada yang
berubah sedikitpun diantara kita. Kala itu aku merasa kita sama seperti dulu.
Hanya saja kini status kita telah berganti menjadi “teman”. Tapi aaaaah semua
terasa sama, kau membuatku terjebak dalam ruang nostalgia! Ini gila!! Yaaa ini
memang gila.
Tarik-ulur
saja hatiku terus, lama-lama juga benangnya putus.
Satu hari
dimana aku meyakinkan diriku untuk melupakan semua tentang dirimu. Aku tak
boleh lemah. Aku tak bisa terus-terusan terpuruk dalam masalalu. Hey!! Aku
sadar ini adalah masalalu yang seharusnya memang aku lupakan. Menghapus semua
pesan darimu yang ku simpan dari awal aku mengenalmu, menghapus nomer teleponmu,
memblock akun facebookmu. Bahkan aku berfikiran untuk menyimpan devan jauh-jauh
dari pandangan mataku. Beoneka itu selalu membuat otaku kembali berputar pada
malam itu, malam dimana kau memberikannya. Tapi aku harus bisa. Dan aku rasa
aku bisa!
Aku lelah
menerka-nerka sikapmu yang tak pasti, aku takut menyalah artikan sikapmu. Aku
tidak dapat mengerti dengan baik apa yang kau isyaratkan. Seakan semuanya
seperti harapan kosong.
Rasanya
sudah empat hari ini aku terus menginap dirumah temenku. Rasa sepiku hilang
jikaku bersama mereka. Malam itu aku diam menatap handphoneku. tepat dijam yang
sama dimana kita sering berbagi cerita lewat telepon. Malam itu tiba-tiba saja
aku sangat merindukan dirimu, merindukan suramu, merindukan tawamu yang
seringkali membuatku tersenyum, aku merindukan lagu-lagu yang sering kau
nyanyikan dulu untukku, aku rindu nada manjamu, aku merindukan segala-galanya
yang ada didirimu. Rasa rindu ini benar-benar membuat dadaku sesak aku
kehilangan udara disekelilingku. Rasa rindu ini menyiksaku!
Aku
beruntung mempunyai teman-teman sperti mereka. Yang ada kapanpun aku
membutuhkan mereka. Thanks to mybestis. Tamara Cissy Charciavera, Narti
Ratnasari, Luh Ayu Novitasari, Rizka Avinda Cahlid.
Merekalah
yang membuatku tegar menjalani hari-hariku yang kini tanpamu.
Aku menjauh begini saja kau sama sekali tidak
perduli. Aku rasa aku memang tak penting untukmu. Dan aku rasa kau memang telah
melupakan segala-galannya tentangku. Atau memang tak pernah ada namaku dalam
hatimu? Yaa mungkin saja aku hanyalah pelarianmu, pengisi kekosongan dirimu.
Malam
pergantian tahun semakin dekat, aku ingat dulu kau pernah berkata.
“kita
ngerayaain malem tahun baru dirumah kamu aja yaa, nanti aku bawa petasan buat
kamu”.
Seperti
biasa air mataku meluncur bebas setiap kali aku mengingat dirimu. Mungkin malam
pergantian tahun ini akan begitu indah jika ku lewati bersamamu. Aaah aku masih
terus mengharapkanmu. Ini memang bodoh!
Sebelum
tahun berganti, untuk yang terakhir kalinya aku bertemu denganmu. Pertemuan
singkat itu dan sikapmu yang meninggalkan luka. Sangat sakit. Aku lebih baik
memilih untuk tidak pernah bertemu dirimu lagi dari pada aku harus terluka
karna pertemuan ini. Sikapmu hancurkan semua harapnku!
Malam itu
aku menunggumu dalam diam, dalam rintik hujan terus memandang pada kejauhan. Pada
sorotan-sorotan lampu kendaraan yang berlalu-lalang. Berharap salah satunya
adalah dirimu. Tapi apa yang ku dapat hanyalah tubuh yang basah kuyup karna
hujan yang terus menghajar tubuh ini dengan rintik yang bertubi-tubi tanpa
henti. Sebaiknya aku pulang. Menunggu lebih lama hanya akan sia-sia.
Setidaknnya untuk ganti pakaianku yang sudah benar-benar basah memang. Aku
tetap sabar dengan semua ini. Bukankah dulu aku telah berjanji akan mencintaimu
dengan kesabaran bukan? akan ku genggam seluruh janji dan ucapanku.
Waktu semakin
terasa cepat berlalu, hanya selang beberapa menit saja untuk pergantian tahun dan
pesan singkatmu membuat senyumku merekah lebar.
“gua lagi
ontheway”.
Aku
menunggumu tak sabar, membayangkan betapa indahnya malam pergantian tahun ini
jika aku lewati bersama orang yang sangat aku cintai. Aku menunggumu cukup
lama. Tak ada kabar lagi dari dirimu, membuatku kahwatir membuatku sangat
cemas.
2013. kini
tahun telah berganti. Dan aku melewatkannya tanpa sosok dirimu. Aku terlalu
kecewa, rasanya kali ini adalah puncak rasa sakit hatiku.
Apa ini?
Dimana dirimu? Aku terus menunggumu dipinggir jalan, tengah malam dan aku
merasa seperti orang bodoh! Satu jam sudah, dan kau tak ada kabar. Sesakit apa
hati ini mungkin kau takan rasakan memperdulikannya saja tidak. Sudahlah aku
lelah. Sangat lelah. Kau benar-benar tak datang!
Kau
benar-benar menarik-ulurnya! Dan kali ini benangnnya benar-benar putus. Maaf.
Aku tak sanggup lagi. Ini terlalu menyakitkan. Kau menggoreskan luka cukup
panjang. Cobalah untuk berhenti sebentar menggores luka dan lihat
goresan-goresan luka pada hati ini. Hampir seluruh bagiannya tertoreh goresan
yang kau buat. Dan mungkin hati ini mulai hancur....
“Ok fix!!!
Aku bisa hidup tanpa kamu, aku bisa tanpa kamu, ini untuk yang terakhirkalinya,
aku berjanji akan melupakanmu, aku akan hidup bahagia dengan sosok yang
benar-benar mencintaiku”. Rasanya hati ini lega setelah aku mengeluarkan
pengakuan tersebut. Dan kali ini aku benar-benar harus melupakanmu!
Lambat laun,
aku mulai membuka hatiku. Meskipun bayangmu terus menari-nari seolah
menghinaku. Karna aku belum bisa melupakanmu. Tapi aku telah dewasa aku takan
terjebak diruang nostalgiamu lagi. Aku bisa untuk tanpamu. Karna aku bukanlah
dirimu!!! Yang terus saja dibodohi oleh masalalu.
Ngomong-ngomong
soal takdir, mungkin takdir memang tak mengizinkan kita untuk bersama. Kini aku
dihadapkan pada seorang pria yang cukup baik. Yang ku kenal lewat teman baikku.
Sosoknya berbanding terbalik denganmu. Dia baik, dia dapat mengerti keadaanku,
bahkan tanpa aku sadar dialah yang diam-diam
menghapus rasa sakit ini.
Kini rasa
sakit ini tak sesakit dulu. Aku lebih tegar untuk menghadapi segalannya. Aku
takan menjadi orang bodoh sepertimu yang menyia-nyiakan cinta seseorang yang
begitu tulus didepan mata. Meskipun kini aku belum mencintainya aku takan
menjadikannya pelarian cintaku aku takan menyia-nyiakannya seperi kamu
menyia-nyiakanku. Karna aku sendiripun tahu rasa sakit yang akan dia alami
nanti. Aku akan berusaha untuk menerimanya, dan menghapus dirimu pelan-pelan
kemudian mulai mencintainnya seperti aku mencintaimu dulu.
Aku selalu
mendoakanmu disetiap sujudku. Tak memperdulikan seberapa sering kau
menyakitiku. Untuk apa menyesali semuannya. Mencintaimu adalah jalan yang ku
pilih dulu. Dan aku memang harus siap untuk segala resikonya.
Dear Toke;)
Melupakan
bukanlah hal bisa atau tidak bisa, melainkan mau atau tidak? Berusahalah untuk
melupakannya dan lihat di sekelilingmu. Banyak orang yang mengasihimu bigitupun
dengan aku meskipun perasaan ini telah banyak berubah. Aku wanita dan kau
seorang pria. Tapi lihatlah aku. Aku jauh lebih tegar darimu!
Jangan buat
dirimu seperti orang bodoh! Janganlah terus kau bohongi perasaanmu. Dan jangan
kau sia-siakan lagi perasaan wanita yang mencintaimu karna sesungguhnya wanita
itu menaruh harapan besar pada dirimu.
Mungkin aku
bukanlah orang yang tepat untuk membuatmu melupakan masalalumu, carilah..
mungkin akan ada sosok wanita lain yang akan membuatmu terus melangkah untuk
masa depan. Dan bukan untuk masalalu.
Kau akan
terlihat lebih bodoh jika terus-terusan meratapi seseorang yang jelas-jelas telah
meninggalkanmu!!!
Ingatlah,
aku selalu mendoakanmu.
masih untukmu dan masih tentangmu, seseorang yang pernah menjadi miliku di cerita sebelumnya;)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar