Aku menghela
nafas panjang ketika otak, hati dan fikiranku yang lagi-lagi memaksaku kembali
mengenang masa itu. Masa-masa dimana aku dan kamu pernah menjadi “kita”.
Aku sering merindukan
masa-masa dimana aku dan kamu menyatu dalam cinta, menikmati rasa rindu yang
yang menggebu-gebu hingga sesakan dada. Menyakitkan. Salahkah aku merindukanmu?
Kini semua
tak lagi sejalan. Jalan hidup yang berbeda, kisah cinta yang berbeda, dan rutinitas
yang berbeda, yang kita jalani saat ini. Aku terus melanjutkan hidupku yang aku
rasa sempat berhenti ketika aku kehilanganmu. Tapi kini aku mempunya seorang
laki-laki yang sering ku sebut “myprince”. Dan kamupun mempunya seorang wanita
yang mempunyai julukan sayang “odong” darimu.
Kita memang
sama-sama memiliki seseorang yang kita cintai, tapi salahkah jika kita saling
merindukan? Aku sering terbangun ditengah larutnya malam hanya untuk mengenang
dirimu. Memeluk boneka pemberianmu erat-erat. Berharap kamu merasakannya. Aku
memang sering merindukan masalalu, menyesal karna kenangan-kenangan indah
denganmu telah berlalu. Tapi bukan berarti aku ingin kembali pada masalalu. Bukan,
sungguh bukan itu maksudku.
Kau ingat
Devan? Apa kabarnya dia sekarang? Dulu dia sempat hidup didunia hayalmu dan
didunia hayalku. Mungkin kalau aku masih bersamamu aku akan memberi nama anak
kita “Devan Setiaditya”. Sayang nama itu hanya ada didalam dunia hayalku, dan
tak pernah ada didalam dunia hayalmu.
Aku sangat
iri dengan wanita yang kini hidup bahagia denganmu, dia wanita yang sangat
hebat. Mampu bertahan dalam rasa sakit yang cukup hebat hanya untuk
mencintaimu, mampu membuatmu melupakan masalalumu. Bukan aku, bukan! bukan aku
yang menyerah mencintaimu karna tak sanggup menahan sakit, menahan cemburu, dan
bukan aku yang gagal membuatmu melupakan masalalumu. Sudahlah cerita ini sudah
ku bahas di cerita sebelumnya. Aku masih saja membenci wanita yang membuatmu
terjebak dalam masalalu. Aku sangat membencinya! Entahlah hal apa yang
membuatmu belum melupakannya.
Semuanya
telah berubah. Kini tak ada lagi namamu yang terucap di setiap sujud dan
do’aku, tak ada lagi wajahmu yang selalu ingin ku nanti dalam mimpi, tak ada
lagi suaramu yang selalu ingin ku dengar, dan tak ada lagi sentuhan cintamu
yang ingin aku rasakan. Aku hanya merindukanmu tapi sudah tak mencintaimu lagi.
Seluruhnya kini aku jaga hanya untuk dirinya “myprince” yang telah mencintaiku
dengan sangat sempurna.
Dulu memang
aku sempat berfikiran bahwa, aku mencintaimu sejak pertama aku mengenalmu,
kemarin, hari ini, esok dan entah sampai kapan. Tapi itu dulu. Mingkin ini
saatanya aku berhenti mencintaimu. Berhenti ketika seluruh pengabaianmu
menyadarkanku. Kamu tak penah mencintaiku. Untuk apa aku terus mencintaimu.
Aku masih
sering merindukanmu. Tapi sudah tak mencintaimu lagi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar