Kamis, 04 April 2013

Masih tentangmu, cintaku adalah kamu. namun cintamu adalah dia. (chapter 3).



Aku menghela nafas panjang ketika otak, hati dan fikiranku yang lagi-lagi memaksaku kembali mengenang masa itu. Masa-masa dimana aku dan kamu pernah menjadi “kita”.
Aku sering merindukan masa-masa dimana aku dan kamu menyatu dalam cinta, menikmati rasa rindu yang yang menggebu-gebu hingga sesakan dada. Menyakitkan. Salahkah aku merindukanmu?

Kini semua tak lagi sejalan. Jalan hidup yang berbeda, kisah cinta yang berbeda, dan rutinitas yang berbeda, yang kita jalani saat ini. Aku terus melanjutkan hidupku yang aku rasa sempat berhenti ketika aku kehilanganmu. Tapi kini aku mempunya seorang laki-laki yang sering ku sebut “myprince”. Dan kamupun mempunya seorang wanita yang mempunyai julukan sayang “odong” darimu.

Kita memang sama-sama memiliki seseorang yang kita cintai, tapi salahkah jika kita saling merindukan? Aku sering terbangun ditengah larutnya malam hanya untuk mengenang dirimu. Memeluk boneka pemberianmu erat-erat. Berharap kamu merasakannya. Aku memang sering merindukan masalalu, menyesal karna kenangan-kenangan indah denganmu telah berlalu. Tapi bukan berarti aku ingin kembali pada masalalu. Bukan, sungguh bukan itu maksudku.

Kau ingat Devan? Apa kabarnya dia sekarang? Dulu dia sempat hidup didunia hayalmu dan didunia hayalku. Mungkin kalau aku masih bersamamu aku akan memberi nama anak kita “Devan Setiaditya”. Sayang nama itu hanya ada didalam dunia hayalku, dan tak pernah ada didalam dunia hayalmu.

Aku sangat iri dengan wanita yang kini hidup bahagia denganmu, dia wanita yang sangat hebat. Mampu bertahan dalam rasa sakit yang cukup hebat hanya untuk mencintaimu, mampu membuatmu melupakan masalalumu. Bukan aku, bukan! bukan aku yang menyerah mencintaimu karna tak sanggup menahan sakit, menahan cemburu, dan bukan aku yang gagal membuatmu melupakan masalalumu. Sudahlah cerita ini sudah ku bahas di cerita sebelumnya. Aku masih saja membenci wanita yang membuatmu terjebak dalam masalalu. Aku sangat membencinya! Entahlah hal apa yang membuatmu belum melupakannya.

Semuanya telah berubah. Kini tak ada lagi namamu yang terucap di setiap sujud dan do’aku, tak ada lagi wajahmu yang selalu ingin ku nanti dalam mimpi, tak ada lagi suaramu yang selalu ingin ku dengar, dan tak ada lagi sentuhan cintamu yang ingin aku rasakan. Aku hanya merindukanmu tapi sudah tak mencintaimu lagi. Seluruhnya kini aku jaga hanya untuk dirinya “myprince” yang telah mencintaiku dengan sangat sempurna.

Dulu memang aku sempat berfikiran bahwa, aku mencintaimu sejak pertama aku mengenalmu, kemarin, hari ini, esok dan entah sampai kapan. Tapi itu dulu. Mingkin ini saatanya aku berhenti mencintaimu. Berhenti ketika seluruh pengabaianmu menyadarkanku. Kamu tak penah mencintaiku. Untuk apa aku terus mencintaimu.

Aku masih sering merindukanmu. Tapi sudah tak mencintaimu lagi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar