Sabtu, 22 Desember 2012

cintaku adalah kamu, namun cintamu adalah dia...



Telah lama aku meperhatikan dirimu, stlaking profil mu, tersenyum melihat dirimu dari dunia yang tak nyata, dunia maya. Bermimpi untuk mengenalmu lebih dekat.

Akupun tak mengerti apa yang aku cari pada sosok seperti dirimu, aku begitu terpaku memperhatikan setiap kata yang kau tulis pada akun facebookmu. Wanita itu yaaaa, sangat cantik cocok memang dengan dirimu tapi aku membencinya, membenci sosok wanita cantik yang sering kali membuatmu bersedih. Seandainya saja tuhan beri aku kesempatan untuk menggantikan posisinya sungguh ku bersumpah takan membuatmu meneteskan air mata sedikitpun bahkan aku sanggup menggantikan tetesan air matamu dengan jutaan air mataku;)

Kali ini wanita itu benar-benar menyakitimu, mungkin bukan untuk yang pertama. Bimbang, resah, aku harus bagaimana. Mengenalmu saja tidak bagaimana cara untuk dekat denganmu-_-  hanya dapat memberi respon dengan menyukai setiap post pada akun facebookmu, hanya dapat berharap kau meresponya.

8december12.
Yaaaaa kali ini kau benar-benar meresponya, Tiga huruf yang membuat perasaanku tak karuan, untuk yang pertama kalinya kau mengirimkan “TFL” pada dindingku. Oyaaaatuhaan, aku merasa bermimpi. “urwellcm” aku rasa tepat untuk membalasnya;) ku rasa akan berakhir-_- mana mungkin kau meresponnya kembali. Tapi tunggu, coba lihat “intro dong”. Tuhaaaan, aku merasa udara disekelilingku hilang aku sulit untuk bernafas. Tak mempercayai apa yang aku lihat.
Ternyata hanya sebuah perkenalan singkat, setiap hari aku selalu membaca ulang komentar-komentar itu. Berharap lebih dekat dari  ini.

10december12
. Ini untuk yang pertama dalam hidupku, entah keberanian ini muncul dari mana. Aku seperti orang bodoh. “relationship yuk pan. Seriusan” wajah ini memerah setelah pesan singkat itu terkirim, ternyata dengan senag hati kau meng”iya”kan ajakanku. Ini mimpi, benar-benar mimpi.

Seseorang yang dahulunya hanya dapat ku perhatikan dari kejahuan tanpa berkomunikasi secara langsung kini memanggilku dengan sebutan “beep”. Siapa yang tidak mengira bahwa ini mimpi?

12december12.
Kita sepakan untuk benar-benar menjalani hubungan ini, bukan hanya sebuah relationship. Namun hubungan yang sesungguhnya;)
Kebahagiaan menyelimuti hari-hariku, senyuman dan tawanya berikan semangat untuk hari-hariku. Sebisa mungkin aku menjaganya, menjaga perasaanya, sebisa mungkin untuk menjaga hubungan ini.
Namun dilain sisi, aku terluka. Tapi tak apa;) luka ini tertutupi dengan cara kau berpura-pura mencintaiku;) meskipun sesungguhnya hatimu tetaplah untuknya.

Hal yang paling menyakitkan dalam hidupku adalah ketika seseorang yang amat aku cintai, memantulkan sosok wanita lain dimatanya. Itu sungguh menyakitkan. Dan aku muak melihat namanya ada dimana-mana!

16december12
Hari dimana usiaku bertambah, dan aku semakin dewasa. Semakin mengerti tentang cinta yang tak bisa untuk dipaksakan. Kejutan itu, sosok dirimu, tiupan lilin itu dan boneka elmo yang sering kita sebut Devan (DevioVan). Membuat ku tak mampu melepaskanmu, aku takan ikhlas jika dia, wanita itu merebutmu kembali.

Namun rasa sakit ini menggrogoti hati, memutuskan setiap benang harapan yang ku buat, menjatuhkan air mataku. Aku tak tahan!! Kenapa harus dia, kenapa dia masih ada dihatimu? Kenapa aku tak bisa menggantikannya? Entah dengan cara apa aku harus memberi tahumu, aku terluka, aku sakit, i’am jealouse. I’am so jealouse baby;’’’( aku muak melihat namanya, melihat foto-fotonya! Terlebih fotonya menjadi seccrenserver HandphoneMu;( dimana letak hatimu?

Aku berpura-pura untuk tidak tahu, aku diam, terus menyimpan rasa kesakitan ini, menagisimu setiap malam, menangis karna melihat namanya, menangis karna mendengar namanya terucap kembali dibibirmu. Aku menyerah dan kali ini kau harus tau aku telah hancur;( rasa ini menyiksaku, walau kau terus melihat dan mendengar tawaku. Aku menangis didalam sujud dan do’aku. Semoga tuhan membuatmu tersadar. Aku telah terluka.

21december12
Suatu pengakuan terucap dari bibirmu, suatu pengakuan yang membunuh seluruh harapan dalam otakku, seakan membuat jantungku berhenti perlahan. Tuhan kebahagian 10 hari ini lenyap begitu saja.
Maaf jika malam itu aku tak mendengarkan penjelasanmu hingga selesai, aku tak sanggup untuk lebih lama menahan jerit tangisku. Air mata ini terus meluncur tanpa henti, aku harus ceritakan pada siapa? Aku tak cukup tegar menyimpanya sendiri. Pengakuan yang telah lama aku takuti benar-benar terjadi.

“maafiin guuaaa;;”’. Gua pengen sendiri dulu;’’. Jujur awalnya gua syg lu dan gua pengen serius jalanin hubungan ini. Tapi lama-lama gua keinget nisa;’’ mungkin gua butuh waktu sendiri dulu;’’ sekali lagi maafiin gua;’’ lu boleh marah sama gua;’’ lu boleh benci gua, emang gua pantes dapetiin itu semua;’’ maafin aku”

Harusnya aku memper siapkan diri lebih awal untuk ini, aku harus siap ketika kau menoleh pada masalalumu. Berlalri kembali mengejar bayangnya. Aku memang tak sebaik dirinya, tapi aku telah berusaha.
Kau tau? Aku telah menyiapkan anniversary 1 mount kita;’) yang tak sempat terjadi, aku ingin hubungan kita selalu berkesan setiap anniv, namun takdir berkata lain.

Ngomong-ngomong soal takdir, takdir itu emang aneh yaa. Gak bisa di sangka-sangka. Gak nyangka milikin kamu seutuhnya. Dan nggak nyangka kehilangan kamu secepet ini. Yaaaa setidaknya kita pernah saling memiliki;) cukup membuatku bahagia.
Ini pelajaran baru yang membuatku bertambah dewasa;) aku lebih menghargai perasaan-perasaan orang disekitarku. Tentang cinta dan perasaan yang tak mungkin untuk dipaksakan.

Terimakasih, atas segala rasa yang kau berikan;) melukiskan pelajaran baru dalam hidupku, satu yang perlu kamu ketahui. Hingga detik ini aku masih sangat mencintaimu;) namun aku snaggup menyimpanya dalam-dalam, biar waktu yang hancurkan rasa itu;)

untukmu, sesorang yang belum bisa melupakan sosok wanita dimasalalumu;)
Aku mencintaimu.

Kamis, 29 November 2012

maaf, pelarian cinta..



maafkan aku..



Kau datang dalam khidupanku ketika cinta menjatuhkan hidupku. Merusak hari-hariku dan melukai hatiku. Pertemuan singkat pada gerai fotocopy itu yang mempertemukan kita, ingatkah kau? Aku tak memperhatikanmu dengan jelas. Tenggelam dalam kesibukanku sendiri. Bahkan aku tak sadar saat matamu tengah sibuk mengawasi tingkahku.

Beberapa bulan berlalu, akupun hampir melupakan pertemuan singkat itu. Awal pertemuan kita yang tak aku anggap penting. Tenyata beberapa bulan terakhir ini kau selalu memperhatikanku dan mencoba untuk menanyakan hal tentangku melalui teman-temanku. Dan akhirnya kaupun mencoba untuk memberanikan diri menyapaku lewat pesan singkat.

“hey dev”.

“Nomer siapa yaa”. fikirku dalam hati. Mencoba mengingat-ingat nomor yang tertera pada pesan yang masuk pada inbox handphoneku. Namun aku benar-benar tak mengenal nomor itu.
“iya, ini siapa?”.  Balas ku singkat, sambil menebak-nebak seseorang dibalik pesan ini.

Dan ternyata itu kau,  yaayaya kamu! slah satu murid tempatku bersekolah, seorang pria yang sebelumnya pernah berjumpa denganku pada gerai fotocopy namun hanya diam membisu. Dan kini dengan tiba-tiba menyapaku lewat SMS. Begitu banyak pertannyaan yang muncul dalam benakku. Seperti sipa kamu, ada perlu apa, dapet nomer aku dari mana, tinggal dimana. Aaah ku rasa pertannyaan-pertannyaan ini hanya membuat otakku kelimpungan hanya karna tak mampu menanyakannya.

Dua bulan berlalu. Dan dengan sejalannya waktu aku sendiri dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan yang pernah bermunculan dalam otakku. Aku tersenyum malu mendengar sebuah pengakuanmu akhir-akhir ini. “Makasih yaa dev, aku seneng bisa sedeket ini sama orang yang aku sayang, bodohnya aku Cuma bisa liatin kamu dari jamannya MBS sampe dua bulan trakhir. Nyesel baru smsan sama kamu sekaranng;)”.

Kamu itu polos atau apa? Tanyaku dalam hati. Kamu lucu banget, dan kamu hebat;) kenapa kamu hebat? Karna kamu dapat memendam prasaanmu dalam waktu selama itu dan aku sendiripun belum tentu mampu seperti dirimu.

Semakin hari. Hari demi hari, dan akhirnya pertanyaan yang aku takuti itupun terucap dari bibirmu. “aku sayang kamu, kamu mau jadi pacar aku?”

Sebenarnya aku tidak pernah mengharapkan pertanyaan itu, aku nyaman dengan status kita yang sekarang “teman”.

Aku tak dapat membayangkan betapa terlukannya kamu, betapa sakitnya kamu karna sesungguhnya aku tak pernah mencintai dirimu. Kau tau? Cinta yang hancurkan hidupku membuatku terjebak dalam nostalgia yang berkepanjangan dan terus-menerus tanpa henti berotasi dalam pikiranku.
Kau tau salahmu? Yaa salahmu!! Kau datang ketika cinta menjatuhkan hidupku, merusak hari-hariku dan melukai hatiku. Kau terlalu baik dan aku menjadikanmu pelarian cintaku, menjadikanmu pengobat rasa sakit, pengobat luka hatiku. Namun aku tetap mencintai dirinya dan tidak bisa mencintai dirimu. Dan hebatnya dirimu adalah dengan sabar menungguku hingga aku mencintai dirimu. Sayangnya hingga detik inipun aku belum bisa mencintaimu. Hanya karna “DIA”. Maaf.... pelarian cinta, aku telah menyia-nyiakanmu.

Mungkin pergi dari diriku adalah pilihan yang tepat untukmu, kau memilih pergi dan ini salahku. Kau tau? Setelah kepergiianmu aku baru menyadari bahwa aku telah “MencintaiMu” kini aku harus merasakan jatuh untuk kedua kalinya dan ini salahku.

Maafkan aku, pelarian cinta..
siapa,apa,dan bagaimanapun kamu sekarang, kamu adalah manusia terhebat dan tertegar yang pernah aku temui. Do’aku akan selalu bersamamu, semoga kelak kau mendapatkan wanita terindah karna kau pantas mendapatkannya.

Sabtu, 17 November 2012

ku fikir, perbedaan bukanlah penghalang, namun waktu kikis keyakinanku!

Ku fikir, perbedaan bukanlah penghalang. Namun waktu kikis keyakinanku!


Aku takan menyalahkan Tuhan hanya karna Ia  mempertemukan kita dalam dunia yang tak nyata, dalam jarak, dan dalam waktu yang berbeda aku tetap mensyukurinya. Kala itu kita saling mengenal melalusi sosial media, saling sapa tukar info dan selesai.

Aku tak pernah berfikir untuk mengenalmu lebih dekat. Kamu selalu me-reshare semua postingku. Ku fikir kau tertarik dengan semua tulisanku. Kubuka profilnya mencoba melihat postingannya oh good ternyata kamu admin “sama dong”. Terukir senyum dalam lekuk bibirku, mengamati tanpa berkedip semua postingmu. “Kalo di fikir-fikir kok postingannya kaya ngbales postingan aku ya” hatiku mulai berkomentar. “coba sindir lewat posting ah” rasa ingin tahu itu menggebu-gebu dalam hatiku. Oh tuhaaan ternyata benar! posting yang ia buat seperti membalas postingku. Ada apa ini?

Dan kau coba dekati aku dengan acc yang berbeda, gak nyangka kalo ternyata owner di acc itu adalah kamu. So? Selama ini aku mentionan sama orang yang sama. dan itu kamu! Kamu selalu bikin aku terkejut dengan semua tingkahmu, dan selalu bikin aku tersenyum karna ulahmu. Kala itu aku dan kamu. Yaaa kita semakin dekat bahkan kita sudah tukar nomer handphone kala itu. “duhh, kok seneng gini yaa’’ yaa tuhan semoga rasa ku ini takan pernah berkelanjutan.

Sebelumnya kita tak pernah bertemu. Mata kitapun belum pernah saling bertatapan tapi jemari dan tulisan-tulisan yang kita buat seolah menjadi arti lain. Mungkin hanya kau dan aku yang mengerti. Dan orang-orang yang membaca tulisan kita hanya menjadi saksi bisu cinta kita.

Seprtinya rasa ini benar-benar bekelanjutan, yaaa tuhaaan aku harus gimana??? Kali ini kau membuatku terkejut kembali namun kali ini benar-benar suatu hal yang tak ku sangka. Sebuah pengakuan darimu yang membuat mulutku ternganga lebar tak mempercayai apa yang ku baca.
“jangan lupa solat yaa” ku kirim pesan singkat untuk mengingatkanmu untuk melaksanakan solat magrib. Dengan cepat kau membalsnya terasa getar pada handphone ku, ternyata benar kau membalsnya. Aku membukanya tak sabar dan....  “sorry dev,  aku gak solat. aku nonis (non islam)’’.

Kau tau? Hatiku seolah hancur, mataku tak tahan menahan air mata yang hampir menetes, wajahku memerah menahan emosi, yaaa tuhaaan. Sekarang aku jauh lebih bingung apa yang harus aku lakukan lagi?

Kita satu tipe, kamu admin aku juga admin, kamu suka nulis aku juga suka nulis, tapi kita beda prinsip. Berbeda dalam berkeyakinan. Jika salib ditanganmu dan tasbih ditanganku kala itu kita saling mendo’akan dalam jarak dan dalam perbedaan. Aku ingin meyakinimu tentang suatu hal “bahwa perbedaan bukanlah penghalang”

Namun kini waktu menjawab semua rasa keberanianku, rasa kepercayaan yang semula begitu kuat didalam hatiku, kini malah hampir sirna. Ada apa? Aku malah menakuti sebuah sekat diantara kita, sebuah perbedaan diantara kita. Bukankah dulu aku yang meyakinkanmu tentang “perbedaan bukanlah penghalang” tapi kenapa justru kini aku yang malah tak percaya. Dan aku menganggap perbedaan diantara kita benar-benar “penghalang” untuk apa kita terus bersama jika pada akhirnya takan menyatu?

Aku tak lagi mengerti dengan dunia yang lazim ini, mengapa kita tak boleh besama hanya karna suatu perbedaan? Mengapa perbedaan harus menjadi penghalang? Untuk apa tuhan ciptakan perbedaan jika itu hanya menjadi penghalang?

Mungkin Tuhan memang tak menakdirkan kita untuk bersama, yayayaaa.... perinsip jalan hidup diantara kita benar-benar berbeda.mungkin kau bukan jodohku, dan benar adanya, lebih baik kita akhiri semuanya sebelum kau dan aku, yaaa kita terlibat hubungan yang semakin jauh, walau ku akui aku mulai mencintaimu J

Untukmu, seseorang yang belum berani namanya aku tuliskan. Kau tau? Mungkin kita belum sempat saling memiliki tapi  setidaknya kita sempat saling berbagi cerita tentang hidup.

Kamis, 01 November 2012

untukmu!!



Untukmu, pria yang pernah ku sangka malaikat namun ternyata iblis...

Lagi-lagi aku mendengarmu mentriakan namaku dari lantai 2 sekolah, “Devi..!!”. lalu menghilang dibalik balkon. Selalu begitu setiap harinya. “siapa sih kamu, iseng banget panggil-panggil terus”. Cibirku dalam hati.

Ga nyangka waktu kamu dateng kekelas aku Cuma buat minta nomer telfon aku, dan jelas-jelas bilang “gua mau PDKT sama lu.” Melihatmu, melihat sosok dirimu tak ada rasa tertarik sedikitpun dalam hatiku. Entah dari mana aku tak tau akhirnya nomer telfonku kau dapat juga. Yaaaah... aku berharap takan lebih dari ini, setiap hari kau selalu mengirimkan pesan dan rutin menelfonku hanya untuk menannyakan kabarku. Begitu perhatian, membuatku merasa nyaman.

Dua bulan berlalu, dan kini kita semakin dekat. Ada rasa yang berbeda, entah apa. aku rasa aku mulai mencintai dirimu, mulai mengaggumimu. Bahkan menganggapmu sebagai malaikat. Yaaaaa malaikatku, malikat yang membuatku mampu mencintai kembali, malaikat yang membuatku berani untuk mencintai kembali.

Entah apa yang sebenarnya aku cari dalam sosok seperti dirimu, akupun tak pernah mengerti dengan cahaya yang kau miliki bahkan aku selalu menganggapmu sebagai malikatku, cahayamu begitu terang. Bukan cahaya bulan, bukan juga cahaya bintang, dan bukan juga matahari. Cahayamu tak menyilaukan melainkan menghangatkn, tau lentera tua yang terdapat pada bagunan-bangunan tua? Yaaa cahayamu seperti lentera tua yang hangat.

Dan aku merasa yakin bahwa aku mencintai dirimu, dan kuputuskan untuk mencintai dirimu dengan sepenuh hatiku. Dan kita terikat dengan ikatan yang sering kita sebut “pacaran”.

Tuhaaan, kasih yang kau berikan padaku saat ini amat sangat aku cintai, bagiku dia begitu sempurna, dia mampu memperlakukanku dengan sangat sopan. Biarkan aku untuk memilikinya selamanya, aku berjanji akan selalu mencintainya dan menjaganya tuhaaan.

Kau yang selama ini memberiku kebahagiaan tanpa pernah ada air mata yang menetes karnamu. Dan kini aku harus mengeluarkan derai jutaan bahakan ribuan air mata hanya untuk menangisi sosok pria yang selalu aku anggap sebagai malikat, harusnya aku sadar cahayanya hanyalah kepalsuan! Kau bukan malaikat. Kau pembohong!

Kau tau? Bagaimana sakitnya perasaanku setelah mengetahui hal yang sebenarnya! Aku hanya sebuah “taruhanmu”.

Tak pernahkah kau berfikir sebelumnya, bagaimana perasaan wanita yang kau jadikan taruhan, tak pernahkah kau berfikir bagaimana bila wanita yang kau jadikan taruhan benar-benar mencintaimu. Kau membuatku begitu mencintaimu, begitu menyayangimu dan kini kau tinggalkan aku begitu saja tanpa ada rasa bersalah dan tanpa ada kata maaf.

Terimakasih untuk semua sandiwaramu yang mampu membahagiakanku walau hanya dalam sebuah derama, yaaa kau menang dalam taruhanmu, selamat!. Dan aku kalah. Kembali jatuh bahkan kali ini lebih menyakitkan. Bahkan kini rasanya aku tak mampu mencintai kembali. Aku takut kehilangan, kecewa, berharap tanpa ada kepastian. Aku takut mencintai.


Untukmu Muhammad Rizky, pria yang pernah ku anggap malaikat namun ternyata iblis.