Kamis, 01 November 2012

untukmu!!



Untukmu, pria yang pernah ku sangka malaikat namun ternyata iblis...

Lagi-lagi aku mendengarmu mentriakan namaku dari lantai 2 sekolah, “Devi..!!”. lalu menghilang dibalik balkon. Selalu begitu setiap harinya. “siapa sih kamu, iseng banget panggil-panggil terus”. Cibirku dalam hati.

Ga nyangka waktu kamu dateng kekelas aku Cuma buat minta nomer telfon aku, dan jelas-jelas bilang “gua mau PDKT sama lu.” Melihatmu, melihat sosok dirimu tak ada rasa tertarik sedikitpun dalam hatiku. Entah dari mana aku tak tau akhirnya nomer telfonku kau dapat juga. Yaaaah... aku berharap takan lebih dari ini, setiap hari kau selalu mengirimkan pesan dan rutin menelfonku hanya untuk menannyakan kabarku. Begitu perhatian, membuatku merasa nyaman.

Dua bulan berlalu, dan kini kita semakin dekat. Ada rasa yang berbeda, entah apa. aku rasa aku mulai mencintai dirimu, mulai mengaggumimu. Bahkan menganggapmu sebagai malaikat. Yaaaaa malaikatku, malikat yang membuatku mampu mencintai kembali, malaikat yang membuatku berani untuk mencintai kembali.

Entah apa yang sebenarnya aku cari dalam sosok seperti dirimu, akupun tak pernah mengerti dengan cahaya yang kau miliki bahkan aku selalu menganggapmu sebagai malikatku, cahayamu begitu terang. Bukan cahaya bulan, bukan juga cahaya bintang, dan bukan juga matahari. Cahayamu tak menyilaukan melainkan menghangatkn, tau lentera tua yang terdapat pada bagunan-bangunan tua? Yaaa cahayamu seperti lentera tua yang hangat.

Dan aku merasa yakin bahwa aku mencintai dirimu, dan kuputuskan untuk mencintai dirimu dengan sepenuh hatiku. Dan kita terikat dengan ikatan yang sering kita sebut “pacaran”.

Tuhaaan, kasih yang kau berikan padaku saat ini amat sangat aku cintai, bagiku dia begitu sempurna, dia mampu memperlakukanku dengan sangat sopan. Biarkan aku untuk memilikinya selamanya, aku berjanji akan selalu mencintainya dan menjaganya tuhaaan.

Kau yang selama ini memberiku kebahagiaan tanpa pernah ada air mata yang menetes karnamu. Dan kini aku harus mengeluarkan derai jutaan bahakan ribuan air mata hanya untuk menangisi sosok pria yang selalu aku anggap sebagai malikat, harusnya aku sadar cahayanya hanyalah kepalsuan! Kau bukan malaikat. Kau pembohong!

Kau tau? Bagaimana sakitnya perasaanku setelah mengetahui hal yang sebenarnya! Aku hanya sebuah “taruhanmu”.

Tak pernahkah kau berfikir sebelumnya, bagaimana perasaan wanita yang kau jadikan taruhan, tak pernahkah kau berfikir bagaimana bila wanita yang kau jadikan taruhan benar-benar mencintaimu. Kau membuatku begitu mencintaimu, begitu menyayangimu dan kini kau tinggalkan aku begitu saja tanpa ada rasa bersalah dan tanpa ada kata maaf.

Terimakasih untuk semua sandiwaramu yang mampu membahagiakanku walau hanya dalam sebuah derama, yaaa kau menang dalam taruhanmu, selamat!. Dan aku kalah. Kembali jatuh bahkan kali ini lebih menyakitkan. Bahkan kini rasanya aku tak mampu mencintai kembali. Aku takut kehilangan, kecewa, berharap tanpa ada kepastian. Aku takut mencintai.


Untukmu Muhammad Rizky, pria yang pernah ku anggap malaikat namun ternyata iblis.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar