Sabtu, 17 November 2012

ku fikir, perbedaan bukanlah penghalang, namun waktu kikis keyakinanku!

Ku fikir, perbedaan bukanlah penghalang. Namun waktu kikis keyakinanku!


Aku takan menyalahkan Tuhan hanya karna Ia  mempertemukan kita dalam dunia yang tak nyata, dalam jarak, dan dalam waktu yang berbeda aku tetap mensyukurinya. Kala itu kita saling mengenal melalusi sosial media, saling sapa tukar info dan selesai.

Aku tak pernah berfikir untuk mengenalmu lebih dekat. Kamu selalu me-reshare semua postingku. Ku fikir kau tertarik dengan semua tulisanku. Kubuka profilnya mencoba melihat postingannya oh good ternyata kamu admin “sama dong”. Terukir senyum dalam lekuk bibirku, mengamati tanpa berkedip semua postingmu. “Kalo di fikir-fikir kok postingannya kaya ngbales postingan aku ya” hatiku mulai berkomentar. “coba sindir lewat posting ah” rasa ingin tahu itu menggebu-gebu dalam hatiku. Oh tuhaaan ternyata benar! posting yang ia buat seperti membalas postingku. Ada apa ini?

Dan kau coba dekati aku dengan acc yang berbeda, gak nyangka kalo ternyata owner di acc itu adalah kamu. So? Selama ini aku mentionan sama orang yang sama. dan itu kamu! Kamu selalu bikin aku terkejut dengan semua tingkahmu, dan selalu bikin aku tersenyum karna ulahmu. Kala itu aku dan kamu. Yaaa kita semakin dekat bahkan kita sudah tukar nomer handphone kala itu. “duhh, kok seneng gini yaa’’ yaa tuhan semoga rasa ku ini takan pernah berkelanjutan.

Sebelumnya kita tak pernah bertemu. Mata kitapun belum pernah saling bertatapan tapi jemari dan tulisan-tulisan yang kita buat seolah menjadi arti lain. Mungkin hanya kau dan aku yang mengerti. Dan orang-orang yang membaca tulisan kita hanya menjadi saksi bisu cinta kita.

Seprtinya rasa ini benar-benar bekelanjutan, yaaa tuhaaan aku harus gimana??? Kali ini kau membuatku terkejut kembali namun kali ini benar-benar suatu hal yang tak ku sangka. Sebuah pengakuan darimu yang membuat mulutku ternganga lebar tak mempercayai apa yang ku baca.
“jangan lupa solat yaa” ku kirim pesan singkat untuk mengingatkanmu untuk melaksanakan solat magrib. Dengan cepat kau membalsnya terasa getar pada handphone ku, ternyata benar kau membalsnya. Aku membukanya tak sabar dan....  “sorry dev,  aku gak solat. aku nonis (non islam)’’.

Kau tau? Hatiku seolah hancur, mataku tak tahan menahan air mata yang hampir menetes, wajahku memerah menahan emosi, yaaa tuhaaan. Sekarang aku jauh lebih bingung apa yang harus aku lakukan lagi?

Kita satu tipe, kamu admin aku juga admin, kamu suka nulis aku juga suka nulis, tapi kita beda prinsip. Berbeda dalam berkeyakinan. Jika salib ditanganmu dan tasbih ditanganku kala itu kita saling mendo’akan dalam jarak dan dalam perbedaan. Aku ingin meyakinimu tentang suatu hal “bahwa perbedaan bukanlah penghalang”

Namun kini waktu menjawab semua rasa keberanianku, rasa kepercayaan yang semula begitu kuat didalam hatiku, kini malah hampir sirna. Ada apa? Aku malah menakuti sebuah sekat diantara kita, sebuah perbedaan diantara kita. Bukankah dulu aku yang meyakinkanmu tentang “perbedaan bukanlah penghalang” tapi kenapa justru kini aku yang malah tak percaya. Dan aku menganggap perbedaan diantara kita benar-benar “penghalang” untuk apa kita terus bersama jika pada akhirnya takan menyatu?

Aku tak lagi mengerti dengan dunia yang lazim ini, mengapa kita tak boleh besama hanya karna suatu perbedaan? Mengapa perbedaan harus menjadi penghalang? Untuk apa tuhan ciptakan perbedaan jika itu hanya menjadi penghalang?

Mungkin Tuhan memang tak menakdirkan kita untuk bersama, yayayaaa.... perinsip jalan hidup diantara kita benar-benar berbeda.mungkin kau bukan jodohku, dan benar adanya, lebih baik kita akhiri semuanya sebelum kau dan aku, yaaa kita terlibat hubungan yang semakin jauh, walau ku akui aku mulai mencintaimu J

Untukmu, seseorang yang belum berani namanya aku tuliskan. Kau tau? Mungkin kita belum sempat saling memiliki tapi  setidaknya kita sempat saling berbagi cerita tentang hidup.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar